Breaking

Tuesday, May 30, 2017

Kenapa Banyak Bicara dan Tertawa Membuat Hati Keras

banyak tertawa dan bicara mematikan hati



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Banyak tertawa itu dapat mematikan hati“. (HR. Ahmad).
Dalam hadits lain dikatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Sedikitkanlah tertawamu, karena banyak tertawa akan mematikanmu“.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis“. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Bagaimana tertawa yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah? Yaitu tertawa sejenis tabassum atau tersenyum. Karena tertawa yang paling baik adalah tabassum atau tersenyum. Dan senyum terhadap saudaramu adalah sedekah.
Abdullah bin Harits mengatakan: “Tertawanya Rasulullah SAW hanya sekedar tersenyum“. (HR. Tirmidzi)

Adapun tertawa sampai terbahak-bahak, adalah tertawa sejenis tertawanya syetan, karena syetan tertawanya seperti itu, terbahak-bahak dan sampai memuku-mukul diri. Tertawa yang berlebihan inilah yang sangat dilarang. Begitupun dengan tertawa sejenis tertawa biasa, selagi tidak berlebihan dibolehkan, namun tetap makruh jika berlebihan. Oleh karenanya, tertawa sejenis yg biasa inilah yang harus dikurangi.

Berbicara berlebihan atau banyak bicara merupakan hal yang dapat membuat hati seseorang menjadi keras. Karena ucapan berhubungan erat dengan hati.
“Janganlah kalian banyak bicara tanpa mengingat, karena banyak bicara tanpa mengingat Allah dapat membuat hati menjadi keras dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yg berhati keras“. (HR. Tirmidzi)

Itulah mungkin kenapa orang yang banyak bicara hatinya menjadi keras. Karena didalam bicara ada kemungkinan terselip kebohongan, menggunjing, menghina, mencaci, berkata buruk, membuka aib orang, melecehkan orang dengan tertawa penuh kesombongan, menyampaikan yang tidak ada manfaatnya, sedangkan membuka aib orang ataupun ghibah adalah dosa yang sangat besar, semakin banyak dosa maka semakin keras pula hatinya.

Imam Syafi’i mengatakan: “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahanlah (jangan bicara)“.


Wallahu a’lam


Silahkan LIKE & SHARE jika dirasa bermanfaat.....

No comments:

Post a Comment